REVIEW NETFLIX SERIES "ONE DAY" (2024)
Bermula tahun 1988, Emma dan Dexter merayakan malam kelulusan universitas dan tanpa sengaja keduanya berkenalan pada pesta dansa yang singkat tersebut. Selanjutnya mereka menghabiskan malam (lebih tepat subuh) mereka di apartemen Emma. Namun Emma yang lugu dan belum terbiasa bermesra-mesraan dengan lawan jenis (sedangkan Dexter sudah sangat sering dikelilingi oleh lawan jenis) hanya menghabiskan malam tersebut dengan mengobrol dan mengenal satu sama lain.
Keesokan pagi hari, tanggal 15 Juli, Dexter dan Emma melakukan perjalanan kecil untuk mendaki Arthur's Seat (semacam bukit besar) dan sejak saat itu mereka berjanji untuk menjadi teman saja dan akan bertemu setiap tanggal 15 Juli.
Sebagai penonton tentunya kita bisa melihat dari sorot kedua mata mereka bahwa mereka sebenarnya saling suka namun memang bukan waktu yang tepat. Dexter belum mau dan belum bisa memiliki hubungan berkomitmen (hanya mau having fun) saja sehingga Emma pun juga menyimpan perasaannya.
Setiap episode dari Netflix series ini akan menceritakan kisah Em dan Dex setiap tahunnya (khususnya setiap tanggal 15 Juli) karena mereka akan selalu menyempatkan waktu untuk bertemu dimanapun dan kapanpun (meskipun mereka sudah punya pacar masing-masing). "One Day" Netflix series ini sangat membawa banyak emosi naik turun di setiap episodenya. Tapi akan membuat kita ketagihan nonton!
14 episode terasa sangat amat cepat dan tidak membosankan. Kita bisa melihat perubahan kehidupan dari tahun 80an, 90an hingga 00an. Dan tentunya kita akan terbuai dengan perubahan karakter dari para pemain. Kita akan terlarut dengan emosi Dex dan Em setiap tahunnya. Seperti terhipnotis dengan kisah perjalanan hidup mereka yang memang sangat realistis.
Comments
Post a Comment